NIM. 451409082
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ipa
Universitas Negeri Gorontalo
2013
Pembimbing:
1. Dr. rer nat Mohamad Jahja, M.Si.
2. Nurfaika, S.Si, M.Sc
Haris Biki, 2013. Pemetaan Kampus I Universitas Negeri Gorontalo Dengan Memanfaatkan Citra Penginderaan Jauh. Skripsi. Jurusan Fisika, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo 2013. Pembimbing I, Dr. rer nat Mohamad Jahja, M.Si dan Pembimbing II, Nurfaika, S.Si, M.Sc. Tujuan Pemetaan Kampus I Universitas Negeri Gorontalo adalah untuk mengetahui gambaran spasial kampus I Universitas Negeri Gorontalo yang dapat membantu mahasiswa baik mahasiswa lama dan mahasiswa baru, para dosen dan para staf pegawai kampus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan metode deskriptif. Pembuatan peta dasar dengan memanfaatkan citra dari Google Earth merupakan suatu peluang besar dalam penyediaan peta dibandingkan dengan pembuatan cara konvensional yaitu terrestrial dan fotogrametri. Namun, citra yang diperoleh dari Google Earth memiliki beberapa keterbatasan diantaranya tidak ada informasi metadata mengenai perolehan citra yang digunakan dan tidak diketahui seberapa besar akurasi citra yang diberikan. Proses pemetaan menggunakan aplikasi ArcGis 9.3 dan output data disajikan dalam bentuk peta digital (softcopy) beserta data tabuler-nya dan peta hardcopy yaitu peta kampus I Universitas Negeri Gorontalo
Kata Kunci : Pengideraan Jauh, Google Earth, Pemetaan, ArcGis 9,3.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Universitas Negeri Gorontalo adalah perguruan tinggi yang berada di Provinsi Gorontalo yang didirikan pada tanggal 1 september 1963. Tonggak penting perjalanan sejarah Universitas Negeri Gorontalo, selama 41 tahun hadir sebagai institusi pendidikan, tahun 1963 Junior College FKIP Unsulteng, 1964 Cabang FKIP IKIP Yogyakarta Cabang Manado, 1965 IKIP Manado cabang Gorontalo, 1982 FKIP Universitas Sam Ratulangi, 1993 STKIP Gorontalo, 2001 IKIP Negeri Gorontalo, dan dari tahun 2004 - sampai sekarang di beri nama Universitas Negeri Gorontalo karena dari perkembangan dan keuletan para pemimpinnya (Pomalingo, 2009).
Universitas Negeri Gorontalo dari tahun ketahun sempai sekarang mengalami perkembangan yang sangat pesat, diantaranya meningkatnya jumlah mahasiswa dari tahun ketahun, diantaranya dari 2003 sekitar 4.140 orang dan sampai sekarang tahun 2013 sekitar 18 ribu orang mahasiswa UNG peningkatannya sangat dratis tinggi, kemudian penambahan jurusan-jurusan baru maupun program studi baru dan fasilitas gedung baru yang tersedia, diantaranya gedung-gedung perkuliahan, laboratorium, dan fasilitas penunjang lainnya.
Oleh karena itu dari kondisi yang mengalami renopasi dan penambahan fasilitas-fasilitas dan gedung baru, bisa menyulitkan mahasiswa lama maupun mahasiswa baru, dosen dan bahkan orang baru yang mau berkunjung di kampus UNG sulit menemukan lokasi yang ditujunya dan kampus UNG juga belum memiliki peta kampus (campus map) yang memadai khususnya untuk kampus I UNG. Universitas Negeri Gorontalo memiliki 3 lokasi kampus yaitu kampus I (Jln. Jendral Sudiman) kampus II (Jln. Raden Saleh) dan kampus III (Jln. Andalas) akan tetapi yang menjadi lokasi penelitian adalah kampus I.
Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau pemerolehan informasi dari beberapa sifat obyek atau fenomena dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan obyek atau fenomena yang dikaji. Penginderaan jauh meliputi pengukuran dan analisa pantulan radiasi gelombang elektromagnetik dari obyek dengan sistem pasif maupun aktif. Respon radiasi dari masing masing spektrum gelombang elektromagnetik menunjukkan tipe atau jenis material obyek dan respon masing masing spektrum gelombang elektromagnetik dikumpulkan dalam bentuk citra multispektral (Sebayan, 2002).
Sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini, khususnya dalam dunia teknologi informasi, teknologi satelit inderaja (penginderaan jauh), dan pemetaan maka kebutuhan mengenai penyimpanan, analisis, dan penyajian data dalam bentuk gambar, diagram, dan tabuler-nya yang dapat memberikan informasi yeng tepat untuk memenuhi kebutuhan manusia pada zaman modernisasi saat ini dan merupakan sebagai alat yang sangat dibutuhkan pada zaman sekarang baik itu institu, pemerintah, swasta, akedemik maupun non akademik itu semua makin mendesak dan sangat dibutuhkan khususnya dalam pemetaan yang bergeoreferensi.
Pemetaan dan pembuatan peta dasar dengan memanfaatkan citra dari Google Earth merupakan suatu peluang besar dalam penyediaan peta dibandingkan dengan pembuatan cara konvensional yaitu terrestrial dan fotogrametri. Namun, citra yang diperoleh dari Google Earth memiliki beberapa keterbatasan diantaranya tidak ada informasi metadata mengenai perolehan citra yang digunakan dan tidak diketahui seberapa besar akurasi citra yang diberikan (Hayati dan Taufik. 2011). Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk pemetaan kampus I Universitas Negeri Gorontalo dengan memanfaatkan citra pengideraan jauh.
Gambar
1. Lokasi Penelitian
Gambar 3. Peta hasil penelitian
Kampus I
Universitas Negeri Gorontalo merupakan lokasi penelitian yang terletak antara 00°33ʹ16.8ʺ
LU dan 123°03ʹ43.2ʺ BT. Keadaan wilayah sebelah
utara berbatasan dengan Jln. Pengeran Hidayat 1, sebelah selatan berbatasan
dengan Jln. Jendral Sudirman, sebelah barat berbatasan dengan Jln. Dewi
Sartika, dan sebelah timur berbatasan dengan Jln. Pangeran Hidayat jalan dua
susun (JDS). Penelitian ini berlangsung dari bulan April, Mei 2013 hingga Juni
2013.
Peralatan dan
bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, Alat yang
diperlukan, Global
Positioning System (GPS), Netbook Acer, Printer Canon ip2770, Roll Meter, Sofware
ArcGis 9.3, Aplikasi
Google Earth, Google
Satellite Maps Downloader, Microsoft
Office Excel 2010,
Microsoft Office Word 2010,
Kamera Digital. Sedangkan bahan
yaitu: Citra Quickbird tahun 2010 yang di download melalui
aplikasi Google Earth (Google Satellite Maps
Downloader) dan Kertas.
Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
sekunder diperoleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia seperti
dalam penelitian ini yaitu data Citra Quickbird
di download melalui Google Earth dan Google Satellite Maps Downloader. Data primer berupa titik-titik
koordinat tiap gedung dalam lokasi
penelitian, dan pengukuran lain seperti panjang dan lebar jalan, batas wilayah
kampus, yang diperoleh melalui survey dan pengukuran langsung di lapangan
dengan menggunakan alat GPS dan Roll Meter.
Teknik
Pengumpulan dan Analisis Data
Teknik
Pengumpulan Data
Untuk memperoleh
data dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa teknik pengumpulan data adalah Pengamatan (observasi),
cara ini digunakan untuk mengamati secara langsung lokasi penelitian. Hal ini
dilakukan penelitian untuk mengetahui situasi dan kondisi yang diteliti,
sekaligus melakukan pengukuran dan penentuan titik koordinat lapangan. Wawancara, teknik dilakukan dengan cara melakukan interview langsung dengan Mahasiswa dan Staf Pegawai
kampus. Bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas.
3.1.1. Teknik Analisis Data
Teknik yang
digunakan dalam menganalisis data yaitu menggunakan teknik analisis deskriftif
kualitatif. Menurut Sugiyon (dalam Ahaliki 2012) metode deskriptif adalah metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Jadi metode
deskriptif dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya tentang objek yang
diteliti, menurut keadaan yang sebenarnya pada saat penelitian langsung. Jadi
metode penelitian ini dapat menggambarkan keadaan spasial kampus I Universitas
Negeri Gorontalo.
Prosedur
Pelaksanaan peneilitian
Prosedur
pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
Tahap Awal
1. Pengunduhan
dan Mozaik Citra
Pengunduhan dan mozaik citra pada
penelitian ini menggunakan dua aplikasi yaitu aplikasi Google Earth dan Google
satellite maps downloader yang sama-sama diaktifkan pada saat akan
melakukan pengunduhan. Setelah selesai pengunduhan maka kegiatan selanjutnya
adalah melakukan mozaik citra karena hasil unduhan yang dilakukan masih berupa
kepingan-kepingan citra. Mosaik citra pada penelitian ini yaitu menggabungkan
kepingan-kepingan citra dari hasil unduhan dari Google Earth yang hasilnya akan menjadi citra yang utuh yang siap
di georeferensi.
2. Interpretasi
Visual
Interpretasi citra visual/manual
dilakukan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi objek-objek permukaan bumi yang
tampak pada citra satelit. Identifikasi tersebut dilakukan berdasarkan spasial
dan spektral. Pada klasifikasi visual/manual, pengelompokkan pixel ke
dalam suatu kelas yang telah ditetapkan dilakukan secara visual/manual
berdasarkan kunci-kunci interpretasi objek pada citra (Wahyudin, 2013). Menurut Wardiyatmoko, 2006. Ada enam unsur interpretasi
foto udara yang dijadikan kunci pengenal objek, yaitu : Rona warna, ukuran,
bentuk, bayangan, pola, dan tekstur.
3. Survei
Lokasi Penelitian dan Penentuan Titik Koordinat
Setelah mendapatkan hasil Mosaik Citra
dari Google Earth yang didownload melalui Google Satellite Maps Downloader dan sudah terinterpretasi secara
visual maka tahap selanjutnya adalah servei lokasi dan penentuan titik
koordinat. Survei yang dimaksudkan adalah mengidentifikasi jalur jalan, jumlah
bangunan, dan sarana dan prasrana yang ada di kampus I Universitas Negeri
Gorontalo dan sekaligus penetuan titik koordinat. Titik koordinat adalah Sebuah
titik yang menunjukan sesuatu tempat atau lokasi seperti (orang, bangunan,
lokasi gempa, dll). Kaitannya dengan penelitian ini Setelah dilakukannya survei
lokasi maka selanjutnya penentuan titik-titik koordinat di beberapa titik
dengan (seperlunya) dilokasi penelitian dengan menggunakan GPS (Global Positioning System).
Pengolahan Data
Selanjutnya proses yang dilakukan adalah
pengolahan data dalam Sofware (ArcGis) prosedur pelaksanaannya dibagi
menjadi tiga tahapan utama, yaitu masukan data (input), pemrosesan (processing)
dan penyajian data (output), selain itu perlu diperhatikan juga mengenai
langkah-langkah awal dalam pengoperasian perangkat lunak (software) ArcGis
9.3. Tiga tahapan utama tersebut secara ringkas akan diuraikan sebagai
berikut :
1. Masukan
Data (Input)
Input bertujuan
untuk memasukkan data yang akan diolah ke dalam komputer, dalam hal ini data
yang di-input adalah peta analog (file yang diambil dari Geogle Earth) dibuat menjadi peta digital,
caranya dengan melakukan digitasi.
Dalam penelitian ini menggunakan
digitasi layar (on screen digitizing)
yaitu digititasi langsung melalui layar komputer dengan mengggunakan mouse berserta software-nya (ArcGis 9,3).
Untuk lebih jelasnya Screen digitizing merupakan proses digitasi yang dilakukan
diatas layar monitor dengan bantuan mouse. Screen digitizing atau sering
disebut juga dengan digitasi on screen dapat digunakan sebagai
alternatif input data digital tanpa menggunakan meja digitizer. Tiga unsur
spasial (feature) yang dapat dibentuk melalui digitasi on screen ini
antara lain point (titik), line (garis), dan polygon (area).
2. Pemrosesan
Data (Processing)
Proses data dilakukan sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Banyak jenis pengolahan data, misalnya peng`olahannya
bermula pada pengumpulan data yaitu penentuan titik-titik koordinat pada
beberapa titik dilokasi penelitian sebagai data sekunder dan pengumpulan data
dari satelit citra Quickbird yaitu berupa gambar spasial lokasi penilitian
yang di download dara aplikasi Google
Earth melalui Google Satellite Maps
Downloader itu sebagai data primer
yang kemudian kedua data tersebut di proses (Processing) seperti Editing, Analisis, dan Manipulasi Data.
3. Penyajian
Data (Output)
Hasil disajikan dalam bentuk peta digital (softcopy)
beserta data tabuler-nya dan peta hardcopy yaitu peta kampus I
Universitas Negeri Gorontalo.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Universitas Negeri Gorontalo memiliki 3 lokasi kampus
yaitu kampus I terletak di Jln. Jendral Sudiman, kampus II Jln. Raden Saleh,
dan kampus III Jln. Andalas dan yang menjadi lokasi penelitian adalah kampus I.
Secara geografis Kampus I Universitas Negeri Gorontalo
terletak antara 00°33ʹ16.8ʺ LU dan
123°03ʹ43.2ʺ BT Luas kawasan ini hasil
kalkulasi geometrik pada arcgis sebesar
193669,07926 m2. Jadi luas kampus I Universitas Negeri Gorontalo
sekitar 20 ha.
v Sebelah
Utara : Berbatasan dengan Jln.
Pengeran Hidayat 1
v Sebelah
Selatan : Berbatasan dengan Jln.
Jendral Sudirman
v Sebelah
Barat : Berbatasan dengan Jln. Dewi
Sartika
v Sebelah
Timur : Berbatasan dengan Jln.
Pangeran Hidayat (JDS).
Kampus Universitas Negeri Gorontalo memiliki 8
fakultas tersebar ditiga lokasi kampus, yaitu di Kampus I, Kampus II dan Kampus
III. Fakultas yang terdapat dikampus I yaitu: Fakultas Ilmu Pendidikan
sementara gedungnya yang lain berada di kampus II, Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Sastra dan Budaya, Fakultas Teknik, Fakultas
Ilmu-ilmu Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Fakultas Kesehatan dan
Keolahragaan terdapat di kampus III. Sementara itu juga kampus I Universitas
Negeri Gorontalo masih mengalami renopasi baik itu gedung perkuliahan,
raboratorium, maupun sarana dan prasarana yang ada di kampus.
Menghasilkan
peta pada penelitian ini meliputi beberapa tahapan-tahapan utama yaitu
penguduhan citra dan mozaik citra hasil unduhan, koreksi geometrik citra,
interpretasi citra, survey lokasi, digitasi citra dan pemberian layout peta
adalah sebagai berikut.
Pengunduhan
Citra
Pengunduhan
citra dalam penelitian ini adalah proses pengambilan data berupa citra dengan
memanfaatkan dua aplikasi yaitu aplikasi Google
Earth dan aplikasi google satellite
maps downloader. Pada saat pengambilan citra dua aplikasi harus dibuka
secara bersamaan, karena dua aplikasi ini saling berhubungan dalam memperoleh
suatu citra yang beresolusi tinggi.
Gambar 3. Google Satellite Maps Downloader dan Google Earth.
Langkah-langkah pengunduhan dan
mozaik citra Quickbird.
1. Buka
kedua aplikasi tersebut yaitu Google
Earth dan Google Satellite Maps
Downloader.
2. Pada
Google Earth dicari lokasi yang ingin
dipetakan.
3. Setelah
didapat lokasi yang ingin dipetakan, kemudian dicatat titik koorditat left longitude, right longitude, top
longitude, bottom longitude lokasi yang ingin kita petakan. Kemudian titik
yang kita dapat kita masukan pada aplikasi Google
Satellite Maps Downloader. Selain memasukan keempat titik yang didapat pada
aplikasi ini kita tentukan juga project
filename yaitu nama file, zoom tingkat
resolusi pada citra, dan path to save yaitu
lokasi tempat penyimpanan,
4. Seletelah
itu klik download
5. Selanjunya
mozaik citra mengunakan Google Satellite
Maps Downloader. Caranya Klik tools dan
cari combine images setelah itu
muncul kotak dialog pada project filename
kita open file yang kita download tadi.
6. Seletelah
itu klik combine. Hasil mozaik citra
ditunjukan pada gambar 4 diatas.
Jadi citra yang
dihasilkan pada penelitian ini adalah citra Quickbird
tahun 2010 kawasan kampus I Universitas Negeri Gorontalo, dimana citra Quickbird yang dihasilkan memiliki
keunggulan dan kekurangan pada penelitian ini yaitu:
a. Keunggulannya
Resolusi yang
sangat tinggi dengan resolusinya 0,6 meter per pexsel. Sehingga menyajikan data
cukup akurat, dengan resolusi yang
sangat tinggi ini, dapat digunakan untuk mengidentifikasi daerah lokasi
penelitian dengan baik.
Menurut Wijaya
2005, Satelit QuickBird diluncurkan pada Bulan Oktober 2001. Satelit ini
merupakan salah satu satelit tercanggih, terbaru dan terbaik karena resolusi
spasialnya yang sangat tinggi, dan datanya sudah bisa didapatkan di pasaran
secara komersial. Satelit ini mempunyai berat 2100 pounds dan panjang 3,04 m.
Satelit QuickBird memiliki dua macam sensor yaitu sensor panchromatic (hitam
dan putih) dengan resolusi spasial 0,6 m (2-foot) dan sensor multispectral
(berwarna) dengan resolusi spasial 2,44 m (8-foot). Tingginya
resolusi spasial pada citra ini memberikan keuntungan untuk berbagai
aplikasi, terutama yang membutuhkan ketelitian yang tinggi pada skala area yang
kecil. Contohnya adalah pemetaan secara detail dan perencanaan tata kota.
b. Kekuranganya
Citra Quickbird yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu
citra Quikbird berasal dari suatu
perangkat lunak yang dapat melihat permukaan bumi pada daerah tertentu seperti
perkotaan dan dapat diakses melalui internet yaitu Google Earth kerena citra Quickbird
dari Google Earth belum terupdeting
yang artinya citra dihasilkan belum sesuai dengan keaadan lokasi penelitian
sekarang untuk melakukan pengupdetang semua tergatung dari pihak Google Earth.
Citra yang ditampilkan pada Google
Earth untuk sebagian kota-kota besar di Indonesia tidak hanya citra Quickbird
tetapi terdapat citra Geoeye-1 dan citra Ikonos sehingga para
pengguna Google Earth perlu memastikan terlebih dahulu jenis citra yang
didownload dari Google Earth sebelum memanfaatkan citra tersebut
untuk kegiatan pemetaan.
Koreksi
Geometrik
Koreksi
geometrik citra pada penelitian ini menggunakan aplikasi Arcgis. Koreksi geometrik adalah menyamakan koordinat citra hasil
unduhan dengan koordinat bumi sebenarnya. Proses ini
adalah tahapan sebelum kita ingin melakukan proses analisis geografis lebih
lanjut seperti digitasi citra. Hasil koreksi Geometric pada Penelitian
ini yaitu memiliki RMSe-nya 0,227 m.
Menurut Utomo
dkk, 2010. Peta untuk skala peta 1 :
1.000 maka ketelitian jarak citra maksimal 0,3 m, skala peta 1 : 2.500
ketelitian jarak maksimal citra sebesar 0,75 m, dan skala peta 1 : 10.000
ketelitian jarak maksimal citra sebesar 3 m. Sedangkan dari penelitian ini
didapatkan RMSe jarak sebesar 0,227 m, sehingga citra satelit Quickbird memenuhi
ketelitian jarak untuk skala 1 : 1.300.
Interpretasi
Citra
Citra
yang di interpretasi pada penelitian ini yaitu citra Quickbird tahun 2010 kawasan kampus I Universitas Negeri Gorontalo
dengan cara menginterpretasi citra secara visual. Menurut Wahyudin 2013, Interpretasi
citra visual/manual dilakukan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi objek-objek
permukaan bumi yang tampak pada citra satelit. Interpretasi menggunakan 6 kunci
pengenal citra yaitu warna, bentuk, ukuran, tekstur, bayangan, dan situs.
Survey
lokasi
Survey
lokasi adalah pengamatan langsung lapangan yang ingin dipetakan sebelum
melakukakan proses digitasi dan pembutan peta lebih lanjut, dalam survey ini
peneliti melihat dan mencocokan lokasi yang ingin dipetakan dengan apa yang ada
di citra yaitu dari segi tiap-tiap bangunan kampus apakah yang ada di citra
sudah tidak sama lagi dengan keaadan bangunan sekarang yang ada dilapangan atau
sebaliknya, jika ditemukan ada yang tidak sesuai maka peneliti melakukan
pengukuran langsung pada bangunan tersebut yaitu dengan menggunakan roll meter,
dan bangunan yang sudah ada tidak di lakukan pengukuran lagi. Kemudian melihat
bentuk jalan, tempat parkir khusus sepeda motor, jalan keluar masuk kampus,
larangan khusus sepeda motor, dan tempat foto copy yang ada di kampus sekaligus
penentuan titik koordinat yang ingin dipetakan.
Pada pengambilan
titik koordinat adalah digunakan sebagai titik acuan dalam penentuan dimana
lokasi bangunan tiap-tiap fakultas dan
bangunan pedukung yang ada di kampus I itu berada dan hasil untuk luas pada
bangunan peneliti kalkulasi geometrik setelah petanya sudah jadi.
Proses
digitasi citra, pemberian atribut dan pemberian layout pada peta.
Ketiga kegiatan
ini adalah pembuatan akhir peta. Digitasi citra adalah proses mengubah citra
dari format raster ke format vektor. Dalam ArcGis terdapat pilihan data dalam
bentuk: titik, polyline, polygon. Suatu yang akan dijadikan
dasar pembuatan peta dapat berupa sebuah data raster, data peta analog
(tercetak) yang discaning, data dan foto udara, citra satelit, dan lain-lain.
Dalam proses digitasi ini setelah citra terkoreksi secara geometrik kita
memerlukan konsentrasi yang penuh.
Pada
penelitian kali ini yang kita digitasi dengan type polygon adalah jalan kampus,
batas dan bangunan kampus, dalam type polyline adalah saluran air dan tanda
keluar masuknya kenderaan sedangkan type point adalah halte kampus, ATM, foto
copy, tanda larangan khusus sepeda motor dan parkir motor.
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Citra Quickbird yang digunakan adalah citra
dari program virtual bumi Google Earth
dengan proses download citra
menggunakan Google satellite Maps Downloader 100% citra resolusi tinggi
2.
ArcGis Desktop 9.3 merupakan perangkat
lunak SIG utama yang berbasis Desktop Ms. Windows yang Bagus digunakan untuk
mengaplikasikan, menuliskan, menganalisis, men-sharing, memetakan, dan memublikasi
informasi spasial.
3.
Peta yang dibuat adalah Peta
Kampus I Universitas Negeri Gorontalo dengan skala 1:2000 Hasil
disajikan dala m bentuk peta digital
(softcopy) beserta data tabuler-nya dan peta hardcopy
yaitu peta kampus I Universitas Negeri Gorontalo.
Saran
Disarankan
untuk penelitian selanjutnya diperbanyak lagi referensinya tentang mengkaji
ketelitian citra dari Google Earth yang
memenfaatkan citra dari Google Earth untuk pemetaan sehingga tidak ada lagi kritikan
dari pihak lain dan peta yang dihasilkan berguna bagi orang banyak.
Daftar rujukan
Ahliki Budiyanto, 2012. Pemetaan Sarana dan Prasarana di Kota
Gorontalo Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Skripsi. Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo
Hakim F.Y., Hendrayana E., Kardiman, dan Santoso B. 2007. Penggunaan
High Temporal And Spasial Imagery Dalam
Upaya Pencarian Pesawat yang Hilang. Jurnal. Bakosurtanal
Hamsa, Mohammad. 2012. Langkah-langkah interpretasi citra (Online)
http://pakhamsa.blogspot.com/2012/12/langkah-langkah-interpretasi-citra.html
diakse tanggal 19-04-2013 jam 8:57
Hayati, N dan Taufik M. 2010. Kajian
Ketelitian Planimetris Citra Resolusi Tinggi Pada Google Earth Untuk Pembuatan
Peta Dasar Skala 1: 10000 Kecamatan Banjar Timur Kota Banjarmasin. Jurnal. Surabaya. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Sebayang, Mardani. 2002. Klasifikasi Tutupan Lahan Menggunakan Data Citra Landsat Thematic Mapper (Studi Kasus
Di Kotamadya Surabaya). Jurnal. Jurusan Teknik Sipil, FT, Universitas Riau.
Sugiarto P.D. 2012. Menilai Keunggulan Resolusi Citra. (Online). http://tnrawku.wordpress.com/2012/03/25/menilai-keunggulan-resolusi-citra/. Diakse tanggal 23-07-2013 jam 21:37.
Pasaribu,
Riza A. 2008. Studi Perubahan Luasan Terumbu Karang Dengan Menggunakan Data
Penginderaan Jauh di Perairan Bagian Barat Daya Pulau Moyo, Sumbawa. Skripsi. Institu Pertanian Bogor.
Pomalingo,
Nelson., 2009. Buku Pedoman Akademik
2009/2010. Depertemen Pendidikan Nasional
Universitas Negeri Gorontalo.
Pomalingo dan Nurdin. 2012. Laju Infiltrasi dan Permeabilitas Tanah pada Areal Kampus I
Universitas Negeri Gorontalo. Jurnal. Fakultas
Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.
Prahasta, Eddy 2011. Tutorial Arcgis Desktop untuk Bidang Geodesi
& Geomatika. Bandung.
Informatika bandung.
Utomo
S.P., S, Nurdjati Chatarina., Handayani,
H.H, 2010. Analisis Pemanfaatan Citra Satelit Alos
Prism Sebagai Dasar Pembuatan Peta Pendaftaran Tanah. Jurnal. Program Studi
Teknik Geomatika ITS.
Wahyuddin,
2013. Identifikasi Pertanian Lahan Kering di Kabupaten Jeneponto Dengan
Menggunakan Citra Satelit Resolusi Menengah. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar.
Wardiyatmoko K, 2006. Geografi Untuk SMA Kelas XII. Jakarta. Erlangga
Wijaya W.S. 2005 Aplikasi Penginderaan Jauh
Dengan Citra Satelit Quickbird Untuk Pemetaan Mangrove Di Pulau Karimunjawa,
Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor.
Tulisan sama latar hampir sama jadi susah ke baca untuk denah nya susah di identifikasi tulisan yang kecil dan ukuran gambar kecil dan warna pada pembeda untuk gedung juga ada yg hampir sama jadi makin bingung
BalasHapusThe best slot machines in Vegas - JTM Hub
BalasHapusLas Vegas-based JTM has 파주 출장샵 announced a brand new, state-of-the-art, mobile slot 출장마사지 machine machine. 문경 출장안마 It 충청북도 출장마사지 was developed by Pragmatic Play, the developer of online 전라북도 출장안마 slot games.